Sabtu, 28 April 2012
Atas Nama C.I.N.T.A
20.32
Salam biMBA...tetap semangat, luar biasa, dan selalu ceria.
Sahabat...mungkin banyak dari kita yang salah dalam mengartikan CINTA dan KASIH SAYANG untuk anak-anak kita. Berikut ini kisah yang mungkin saja pernah kita alami...semoga bermanfaat.
Ada seorang anak menelpon ibunya dari sekolah, meminta untuk mengantarkan buku PR-nya yang
ketinggalan...
"Ma...kalau ga dianterin nanti aku bakalan disetrap didepan kelas... Khan maluuuu.... Nanti teman-teman pasti ngeledikin aku... Trus aku ga dapet nilai... aku pasti nagisss.., tolong ya mah...! "
"Tapi mama ga sempat nak.., mama sedang banyak pekerjaan"
"ya sudah, kalo gitu mama suruh aja tukang ojek nganterin ke sekolahku yaa..."
Apakah sahabat pernah mengalami hal serupa? Jika sahabat adalah ibu atau ayah si anak, apa kira-kira yang (akan) sahabat lakukan, ATAS NAMA CINTA..?!
Bunda...kadang atas nama cinta, kita justru membuatnya menjadi anak yg memiliki ketergantungan yang
terlalu tinggi pada orangtua atau orang disekitarnya. kadang...karena takut anak menderita, kita merusak
mentalnya. Ingat...suatu saat kita tidak ada disampingnya...
Memutuskan untuk mengantarkan buku ke sekolah memang terkesan sebagai cara yang paling menunjukkan
cinta pada anak. Namun hal itu berarti tidak mengajarkan anak untuk bertanggungjawab atas dirinya sendiri.
Anak akan selalu merasa aman untuk tidak bertanggung jawab...karena selalu ada orang yang menolongnya.
Biasanya jika sekali kita melakukan hal tersebut, di lain waktu hal serupa akan terulang lagi...
Biarkan ia merasakan "ketidaknyamanan", itu akan membuat potensinya berkembang pesat. Ia akan belajar
dari pengalaman. Jika karena perbuatannya sendiri ia harus merasakan"ketidaknyamanan" seperti disetrap,
diledek, mendapat nilai buruk, dsb. Anak akan belajar banyak dari hal itu. Dia tentu tidak mau pengalaman
pahit itu terulang.
Lain halnya jika ia selalu mendapatkan kemudahan...ia akan terlepas dari "ketidaknyamanan" yang tidak
pernah dialaminya. Dia akan kehilangan kesempatan untuk belajar memperbaiki diri. Mencintai anak, tidak
sama dengan selalu ada untuknya. Anak harus belajar mandiri, karena kita tidak akan selalu ada untuknya
bukan..?!
Anak merupakan titipan dari Tuhan yang harus dijaga dan dicintai. Peran dan kasih sayang orang tua dalam membesarkan dan mendidik sang anak sangatlah penting. Ayah ibu merupakan lingkungan pertama yang akan dikenal oleh sang anak kelak dan sangat berperan penting dalam membentuk kepribadiannya. Pola asuh yang benar akan membuat anak berkembang dengan baik dan juga sebaliknya.
Hal yang penting bagi orang tua adalah bahwa membesarkan anak bukanlah ajang coba-coba metode pola asuh, melainkan harus mutlak dilakukan dengan benar dan penuh kasih sayang bukan dengan cara kekerasan. Jika orangtua mendidik anaknya dengan baik, maka kelak saat sang anak dewasa akan mencerminkan hal baik yang telah diajarkan oleh orang tuanya.
Kasih sayang orang tua terhadap anak-anaknya tidak dapat digantikan oleh siapa pun dan apapun. Secara kodrat, anak sangat membutuhkan perlindungan dan kasih sayang dari orang tua. Kasih sayang orangtua yang berlebihan (over protection) terhadap anak, misalnya melindungi anak agar terhindar dari kesulitan-kesulitan, sehingga anak selalu ditolong dalam segala hal, akhirnya anak tidak mampu mandiri.
Dampaknya adalah anak akan selalu ragu-ragu dan takut, tidak percaya pada kemampuannya sendiri. Anak dapat menjadi penurut, patuh tak punya pendirian. Dapat pula ingin menjadi anak yang selalu berkuasa, menjajah, egoistis. Kurang memiliki penyesuaian diri bila ia menghadapi kesulitankurang (maladjustment).
Jadi kasih sayang terhadap anak sangatlah penting untuk membentuk kepribadian sang anak. Sebagai orangtua kita berkewajiban menjaga anak-anak kita dengan sebaik-baiknya. Untuk itu sempatkan waktu berkumpul dengan keluarga kecil anda, mungkin saat sarapan pagi dengan keluarga, dengan cara berbincang-bincang ringan saja. Biasakan untuk memberikan pelukan dan ciuman kasih sayang pada anak anda. Agar sang anak tidak merasa kesepian dan tetap merasa disayang oleh mama dan papanya meskipun orangtuanya sibuk bekerja.
Salam biMBA...tetap semangat, luar biasa, dan selalu ceria
Sahabat...mungkin banyak dari kita yang salah dalam mengartikan CINTA dan KASIH SAYANG untuk anak-anak kita. Berikut ini kisah yang mungkin saja pernah kita alami...semoga bermanfaat.
Ada seorang anak menelpon ibunya dari sekolah, meminta untuk mengantarkan buku PR-nya yang
ketinggalan...
"Ma...kalau ga dianterin nanti aku bakalan disetrap didepan kelas... Khan maluuuu.... Nanti teman-teman pasti ngeledikin aku... Trus aku ga dapet nilai... aku pasti nagisss.., tolong ya mah...! "
"Tapi mama ga sempat nak.., mama sedang banyak pekerjaan"
"ya sudah, kalo gitu mama suruh aja tukang ojek nganterin ke sekolahku yaa..."
Apakah sahabat pernah mengalami hal serupa? Jika sahabat adalah ibu atau ayah si anak, apa kira-kira yang (akan) sahabat lakukan, ATAS NAMA CINTA..?!
Bunda...kadang atas nama cinta, kita justru membuatnya menjadi anak yg memiliki ketergantungan yang
terlalu tinggi pada orangtua atau orang disekitarnya. kadang...karena takut anak menderita, kita merusak
mentalnya. Ingat...suatu saat kita tidak ada disampingnya...
Memutuskan untuk mengantarkan buku ke sekolah memang terkesan sebagai cara yang paling menunjukkan
cinta pada anak. Namun hal itu berarti tidak mengajarkan anak untuk bertanggungjawab atas dirinya sendiri.
Anak akan selalu merasa aman untuk tidak bertanggung jawab...karena selalu ada orang yang menolongnya.
Biasanya jika sekali kita melakukan hal tersebut, di lain waktu hal serupa akan terulang lagi...
Biarkan ia merasakan "ketidaknyamanan", itu akan membuat potensinya berkembang pesat. Ia akan belajar
dari pengalaman. Jika karena perbuatannya sendiri ia harus merasakan"ketidaknyamanan" seperti disetrap,
diledek, mendapat nilai buruk, dsb. Anak akan belajar banyak dari hal itu. Dia tentu tidak mau pengalaman
pahit itu terulang.
Lain halnya jika ia selalu mendapatkan kemudahan...ia akan terlepas dari "ketidaknyamanan" yang tidak
pernah dialaminya. Dia akan kehilangan kesempatan untuk belajar memperbaiki diri. Mencintai anak, tidak
sama dengan selalu ada untuknya. Anak harus belajar mandiri, karena kita tidak akan selalu ada untuknya
bukan..?!
Anak merupakan titipan dari Tuhan yang harus dijaga dan dicintai. Peran dan kasih sayang orang tua dalam membesarkan dan mendidik sang anak sangatlah penting. Ayah ibu merupakan lingkungan pertama yang akan dikenal oleh sang anak kelak dan sangat berperan penting dalam membentuk kepribadiannya. Pola asuh yang benar akan membuat anak berkembang dengan baik dan juga sebaliknya.
Hal yang penting bagi orang tua adalah bahwa membesarkan anak bukanlah ajang coba-coba metode pola asuh, melainkan harus mutlak dilakukan dengan benar dan penuh kasih sayang bukan dengan cara kekerasan. Jika orangtua mendidik anaknya dengan baik, maka kelak saat sang anak dewasa akan mencerminkan hal baik yang telah diajarkan oleh orang tuanya.
Kasih sayang orang tua terhadap anak-anaknya tidak dapat digantikan oleh siapa pun dan apapun. Secara kodrat, anak sangat membutuhkan perlindungan dan kasih sayang dari orang tua. Kasih sayang orangtua yang berlebihan (over protection) terhadap anak, misalnya melindungi anak agar terhindar dari kesulitan-kesulitan, sehingga anak selalu ditolong dalam segala hal, akhirnya anak tidak mampu mandiri.
Dampaknya adalah anak akan selalu ragu-ragu dan takut, tidak percaya pada kemampuannya sendiri. Anak dapat menjadi penurut, patuh tak punya pendirian. Dapat pula ingin menjadi anak yang selalu berkuasa, menjajah, egoistis. Kurang memiliki penyesuaian diri bila ia menghadapi kesulitankurang (maladjustment).
Salam biMBA...tetap semangat, luar biasa, dan selalu ceria
Categorized | Artikel | Diposting oleh Alfain Toll Salam
Artikel Lainnya: Artikel
Anak bisa baca itu BIASA.
Anak punya MINAT baca itu baru LUAR BIASA.
Ayo kita wariskan MINAT belajar pada anak sejak usia dini bersama biMBA-AIUEO.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “Atas Nama C.I.N.T.A”
Posting Komentar